Intisari Kapita Selekta hari Sabtu tanggal 25 Oktober 2025
Penceramah: H. Ondo Saleh, S.Sos.

Mati dan Hidup Setelah Mati, Itu Pasti
كُلُّ نَفْسٍۢ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ٥٧
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.” [QS. Al-Ankabut [29]: 57]
Kematian serta kehidupan kembali setelahnya adalah sebuah kepastian yang telah Allah janjikan. Tidak peduli bagaimanapun cara kita menghindarinya, kematian itu pasti akan datang begitu waktunya tiba. Tidak ada tempat yang aman, karena pastilah ketika ajal tiba, maka kita pasti akan mati dengan cara bagaimanapun yang telah Allah tetapkan.
Untuk itulah kita harus menyadari bahwa kehidupan kita di dunia hanyalah sementara dan semata-mata adalah hal yang memperdaya. Firman Allah Swt.:
ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌۭ وَلَهْوٌۭ وَزِينَةٌۭ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌۭ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَـٰدِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّۭا ثُمَّ يَكُونُ حُطَـٰمًۭا ۖ وَفِى ٱلْـَٔاخِرَةِ عَذَابٌۭ شَدِيدٌۭ وَمَغْفِرَةٌۭ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٌۭ ۚ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلْغُرُورِ
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering, dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” [QS. Al-Hadid [57]: 20]
Orang-orang yang tertipu dan terperdaya dengan kehidupan dunia akan mendapat kehinaan nanti di akhirat, dalam kehidupan setelah kematian. Hanyalah orang-orang yang berhati bersih yang akan beruntung, sebagaimana Allah Swt. berfirman:
وَلَا تُخْزِنِى يَوْمَ يُبْعَثُونَ ٨٧ يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌۭ وَلَا بَنُونَ ٨٨ إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍۢ سَلِيمٍۢ ٨٩
(87) dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (88) (yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, (89) kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, [QS. Asy-Syu’ara [26]: 87-89]
Alam Barzah, Awal Kehidupan Setelah Mati
Alam barzah atau lebih dikenal sebagai alam kubur adalah fase pertama dari kehidupan setelah mati. Fitnah di alam barzah ini sangat luar biasa, hingga Khulafa’ur Rasyidin, Utsman bin Affan selalu menangis ketika berziarah kubur. Hal ini karena beliau pernah mendengar sabda Rasulullah Saw.:
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ، فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ، وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ
“Sesungguhnya kuburan itu tempat singgah pertama di antara persinggahan akhirat. Jika (seseorang) selamat dari (siksa) kubur, maka yang setelahnya lebih mudah. Tetapi jika ia tidak selamat darinya, maka yang setelahnya lebih sulit.” [HR. Tirmidzi No. 2308]
Bagi para manusia beriman, alam barzah akan menjadi tempat tidur yang nyaman. Sebaliknya, para manusia yang ingkar akan merasakan siksa di alam kubur sehingga sama sekali tidak merasa nyaman di dalamnya.
Semua manusia akan berada di alam barzah hingga hari kiamat tiba, yaitu hari ketika mereka dibangkitkan dari kuburnya.
ثُمَّ إِنَّكُم بَعْدَ ذَٰلِكَ لَمَيِّتُونَ ١٥ ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ تُبْعَثُونَ ١٦
(15) Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati. (16) Kemudian, sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat. [QS. Al-Mu’minun [23]: 15-16]
Perhitungan dan Penimbangan Amal
Setelah dibangkitkan, seluruh manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar, menunggu dengan penuh kekhawatiran dan ketakutan akan nasibnya di alam baru kehidupan setelah kematian ini.
Satu per satu manusia akan dihitung dan ditimbang amalnya. Tidak ada amal sekecil apapun, baik atau buruk yang akan terlewat dari perhitungan dan penimbangan ini, sebagaimana firman Allah Swt.:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًۭا يَرَهُۥ ٧ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍۢ شَرًّۭا يَرَهُۥ ٨
(7) Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (8) Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. [QS. Az-Zalzalah [99]: 7-8]
Maka, tahap berikutnya sesuai dengan penjelasan ayat di atas adalah setiap manusia akan melihat dan merasakan balasannya.
Balasan: Surga atau Neraka?
Setelah selesainya perhitungan dan penimbangan amal manusia, maka tibalah waktu untuk pembalasan. Setiap manusia akan melewati titian (shirat) yang terbentang di atas neraka. Siapapun yang amal buruknya lebih banyak tidak akan mampu melewatinya bahkan dengan cara apapun. Mereka akan jatuh ke dalam neraka sebagai akibat dari kekafiran mereka, sebagaimana firman Allah:
وَإِن كُنتُمْ فِى رَيْبٍۢ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا۟ بِسُورَةٍۢ مِّن مِّثْلِهِۦ وَٱدْعُوا۟ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ٢٣ فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا۟ وَلَن تَفْعَلُوا۟ فَٱتَّقُوا۟ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَـٰفِرِينَ ٢٤
(23) Dan jika kamu meragukan (Al-Qur`an) yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (24) Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir. [QS. Al-Baqarah [2]: 23-24]
Adapun untuk mereka yang beriman dan beramal saleh, maka balasan mereka adalah surga dengan segala kenikmatannya.
وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا۟ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍۢ رِّزْقًۭا ۙ قَالُوا۟ هَـٰذَا ٱلَّذِى رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا۟ بِهِۦ مُتَشَـٰبِهًۭا ۖ وَلَهُمْ فِيهَآ أَزْوَٰجٌۭ مُّطَهَّرَةٌۭ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَـٰلِدُونَ ٢٥
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.” [QS. Al-Baqarah [2]: 25]
Mempersiapkan Kematian dan Kehidupan Setelahnya
Untuk meneguhkan diri kita dalam persiapan menghadapi kematian serta menjalani kehidupan setelahnya, terdapat beberapa cara yang dapat kita lakukan:
- Perbanyak ibadah, karena hal ini akan menambah amal baik yang akan memberatkan timbangan kita di akhirat.
- Mengingat kematian, sehingga diri kita menghindari amal buruk karena sadar bahwa semua hal itu akan dan pasti dipertanggungjawabkan di akhirat.
- Tingkatkan iman dan taqwa, percaya bahwa kematian pasti terjadi dan kehidupan setelah kematian itu ada.
- Perbanyak taubat dan istighfar untuk mengurangi dosa kita sehingga timbangan keburukan akan lebih ringan.